Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, Ada Lukisan Wayang di Langit-langit

Kompas.com - 19/05/2012, 07:56 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Bali tidak hanya pantai. Ada sejarah kental yang mengakar di Pulau Dewata ini. Coba arahkan perjalanan Anda ke timur Bali, tepatnya di Klungkung. Tepat di pusat kota Klungkung, sebuah bangunan kuno akan memukau Anda.

Taman Gili Kertagosa, itulah nama kompleks bangunan bersejarah yang telah berusia beratus tahun. Apalagi, kawasan ini tidak terlalu ramai dikunjungi turis. Anda akan leluasa berjalan-jalan menikmati lukisan wayang sampai merasakan sejuknya udara.

Obyek wisata bersejarah ini menjadi saksi bisu kejayaan dan kejatuhan Kerajaan Klungkung. Saat masuk ke dalam kawasan Taman Gili Kertagosa, dua bangunan megah nan antik telah menunggu di sana.

Taman Gili Kertagosa ini dibangun sekitar tahun 1686 oleh Dewa Agung Jambe, Raja Klungkung. Kedua bangunan berupa tempat terbuka seperti balai. Dongakkan kepala Anda. Sebab, keunikan dua bangunan ini adalah lukisan wayang yang berada di langit-langit bangunan.

Di sebelah kanan setelah gapura pintu masuk adalah bangunan Kertagosa. Sementara bangunan di tengah adalah Bale Kambang. Bale Kambang lebih besar daripada Kertagosa dan dikelilingi oleh kolam penuh teratai.

Di sebelah Kertagosa adalah Bale Kambang yang juga penuh dengan lukisan wayang. Lukisan wayang ini merupakan lukisan tradisional asal Kamasan. Sebuah desa di Klungkung yang terkenal sebagai desa seni. Aliran lukisan wayang di Bali memang paling melegenda berasal dari Kamasan.

Awalnya, lukisan-lukisan tersebut dibuat di atas kain. Namun, akibat usia, pihak kolonial Belanda di tahun 1930 pun melakukan restorasi. Salah satunya adalah mengganti kain-kain ini dengan lukisan yang dicat langsung di langit-langit. Para seniman dari Kamasan pun dipanggil untuk membuat lukisan ini.

Lukisan-lukisan ini mengambil cerita dari kitab Sutasoma. Sarat dengan pelajaran kehidupan. Misalnya di bangunan Kertagosa ada perjalanan kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal, pun mengenai karma dan reinkarnasi. Di Kertagosa juga terdapat meja dan kursi yang sudah berusia kuno. Di sini tempat penyelenggaraan sidang di masa kerajaan.

Taman Gili Kertagosa ini sebenarnya masuk dalam kawasan Puri Semarapura, kediaman raja Klungkung. Namun setelah Perang Puputan di 28 April 1908, hanya area Taman Gili Kertagosa dari keseluruhan Puri Semarapura yang tersisa.

Mampir juga ke Museum Puputan untuk mengetahui sejarah Puputan Klungkung. Kala itu Raja Klungkung beserta rakyatnya melakukan puputan atau perang sampai titik darah penghabisan, saat menghadapi Belanda.

Di museum terdapat barang-barang mulai dari masa prasejarah, masa kerajaan, serta saat puputan. Ada pula aneka perlengkapan upacara keagamaan. Bangunan tersebut begitu unik karena merupakan paduan arsitektur Belanda dan Bali.

Harga tiket hanya Rp 12.000. Setiap pengunjung harus memakai sarung yang telah disediakan. Perjalanan dari bandara seitar 1,5 jam melalui jalur apa. Kelar menjelajahi Kertagosa, Anda bisa mampir ke Pasar Klungkung di seberang persis Kertagosa untuk berbelanja aneka jajanan pasar khas Bali sampai pernak-pernik khas Pulau Dewata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

    Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

    Travel Update
    Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

    Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

    Travel Tips
    Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Travel Update
    Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

    Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

    Jalan Jalan
    7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

    7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

    Travel Tips
    Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

    Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

    Travel Tips
    Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

    Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

    Travel Update
    Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

    Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

    Travel Update
    Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

    Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

    Travel Update
    Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

    Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

    Travel Tips
    Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

    Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

    Travel Update
    Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

    Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

    Hotel Story
    3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

    3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

    Travel Tips
    Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

    Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

    Jalan Jalan
    Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

    Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com